Hilangnya pesawat AirAsia dengan kode penerbangan QZ8501
tentu mengagetkan semua orang, termasuk CEO AirAsia sendiri, Tony Fernandes.
Kabar hilangnya pesawat yang sedianya menuju Singapura dari
Surabaya ini langsung membuat Fernandes bertolak ke Surabaya dengan tujuan agar
perkembangan pencarian dapat lebih mudah dipantau sekaligus bertemu dengan
keluarga para penumpang.
Apa yang dilakukan Fernandes memang layak diapresiasi.
Selain pergi ke Surabaya langsung, dirinya juga tidak segan untuk mengabarkan
kabar terbaru yang diketahuinya lewat akun sosial media pribadi miliknya.
Memang, sosial media adalah hal yang sangat dimanfaatkan
oleh Fernandes. Bahkan, untuk mempromosikan AirAsia saja dirinya seringkali
menggunakan akun sosial media pribadi.
Untuk mengetahui sosok di balik AirAsia ini, berikut adalah
5 fakta Tony Fernandes yang kami kumpulkan dari berbagai sumber.
1. Salah satu CEO pertama yang menggunakan sosial media
untuk promosi
Fernandes tahu betul bagaimana memanfaatkan sosial media
untuk promosi. Bahkan, Fernandes adalah salah satu CEO yang paling pertama
memanfaatkan sosial media pribadi untuk promosi. Responnya pun sangat positif.
Ribuan retweet dan like bisa didapatnya hanya dalam beberapa waktu saja.
2. Nama asli yang lebih panjang
CEO AirAsia ini lebih dikenal dengan nama Tony Fernandes.
Tetapi, tahukah Anda bahwa Fernandes sebenarnya memiliki nama yang lebih
panjang? Nama lengkap Fernandes adalah Tan Sri Anthony Francis Fernandes.
'Tan Sri' adalah sebuah panggilan kehormatan di Malaysia
yang menunjukkan seseorang yang menerima penghargaan Malaysian Federal Award.
Maka, Tony Fernandes hanyalah nama sebutan dari CEO AirAsia yang justru lebih
terkenal dari nama aslinya.
3. Pernah berjualan Tupperware
Fernandes yang lahir di Kuala Lumpur ini pada usia muda
pernah membantu ibunya berjualan Tupperware.
Seperti dikutip dari Forbes, ibu Fernandes adalah seorang
pengusaha. Ibunya memperkenalkan produk Tupperware ke Malaysia dan Fernandes
membantunya melakukan hal tersebut.
Ternyata pengalaman ini begitu membekas dan menjadi tempat
latihan Fernandes dalam membangun bisnisnya kelak.
4. Menggadaikan rumah untuk membeli AirAsia
Meskipun AirAsia dijual dengan harga yang murah, yaitu
sebesar RM 1 atau sekitar Rp 36.000 (kurs: Rp 12.422/US$) tetapi dengan membeli
AirAsia berarti juga mengambil dan harus bertanggungjawab atas semua hutang
yang dimiliki. Itulah yang dialami Fernandes.
Meskipun dirinya membeli AirAsia hanya seharga RM 1, dirinya
dibebankan hutang sebanyak RM 40 juta atau sekitar Rp 142,1 miliar. Hal ini
memaksa Fernandes untuk menggadaikan rumah dan seluruh uang simpanannya untuk
merevitalisasi AirAsia.
5. Hanya perlu waktu 2 tahun untuk bangun AirAsia
Tony Fernandes membeli AirAsia yang hampir bangkrut dari
pemerintah Malaysia pada tahun 2001. Awalnya, semua orang sangsi jika bisnis
penerbangan ini akan berhasil.
Pasalnya, pembelian AirAsia ini hanya beberapa waktu setelah
peristiwa 9/11 yang membuat banyak orang takut untuk naik pesawat terbang.
Ternyata, Fernandes berhasil membalikkan prediksi tersebut.
Hanya dalam waktu 2 tahun, AirAsia berekspansi ke Indonesia, Jepang, Filipina
dan Thailand dan menjadi maskapai penerbangan termurah di wilayah tersebut.
sumber:http://forum.detik.com/-t1101432.html