Beristirahat di ruangan tenang selama 10 menit saja, tanpa stimulasi apapun
terbukti meningkatkan kemampuan kita mengingat informasi baru.
Dilaporkan New
Scientist, Selasa (29/12/2015), efek ini paling kuat terutama
pada orang-orang yang punya amnesia, menunjukkan bahwa pengidap bukannya
kehilangan kemampuan membentuk memori baru.
"Banyak orang berpikir bahwa otak merupakan otot yang perlu distimulasi
secara terus-menerus, meski mungkin itu bukan cara terbaik," ungkap
Michaela Dewar dari Heriot-Watt University di Edinburgh, Inggris.
Peningkatan Memori
Semakin baru sebuah memori, maka semakin rapuh. Memori baru perlu
terus-menerus digabungkan sebelum masuk ke 'penyimpanan' memori
jangka panjang. Proses pemikiran itu terjadi saat kita tidur. Namun,
beberapa proses penggabungan memori terjadi saat kita terbangun, menurut Dewar.
Pada saat itu, semua yang kita butuhkan adalah waktu beristirahat.
Pada 2012, tim Dewar menunjukkan bahwa beristirahat membantu seseorang
mengingat informasi yang mereka terima beberapa menit sebelumnya.
Efek ini berlanjut. Orang-orang yang beristirahat 10 menit setelah
mendengarkan suatu cerita mengingat 10 persen lebih banyak bagian cerita
seminggu setelahnya dibanding mereka yang tidak, dalam sebuah permainan yang
disebut 'temukan perbedaannya'.
"Kami mematikan lampu dan meminta mereka duduk di ruangan kosong dan
sunyi, tanpa ponsel," ungkap Dewar. Ketika ditanyakan apa yang mereka
pikirkan setelahnya, sebagian besar volunteer menyatakan mereka
membiarkan pikiran mereka berkelana, atau dalam kata lain melamun.
Dewar bersama Michael Craig dari University of Edinburgh dan kolega mereka,
menemukan bahwa memori spasial (mengenai ruang) bisa disusun-susun saat kita
beristirahat dan membebaskan pikiran.
Para sukarelawan yang beristirahat setelah menelusuri lingkungan bisa
mengorientasikan diri mereka 10 persen lebih akurat dalam kaitan dengan tengara
virtual dibandingkan mereka yang memainkan permainan langsung setelahnya.
Beristirahat mendatangkan keuntungan
Pada dasarnya, penemuan ini menunjukkan bahwa beristirahat sejenak selagi
terbangun bisa memberi keuntungan memori. Sebelumnya, disebutkan bahwa tidur
bisa meningkatkan memori, sedangkan kurang tidur memberi efek sebaliknya,
memperburuk memori.
Ini berita baik bagi pengidap insomnia.
"Selama Anda rileks, Anda masih bisa mengalami proses pembentukan
memori yang dipikirkan hanya terjadi saat tidur," ungkap Gareth Gaskell di
University of York, Inggris.
Riset ini punya implikasi lebih besar bagi pengidap amnesia. Ketika tim Dewar mengumpulkan eksperimen memori
dengan orang-orang dengan amnesia, mereka melihat hasil yang lebih menyolok.
"Sebagian besar dari mereka tak bisa menjalani kehidupan normal, karena
bahkan mereka tak ingat apa yang dilakukan 10 menit sebelumnya," ungkap
Gaskell.
Namun, semuanya menunjukkan peningkatan besar dalam ujian memori ketika
mendapat waktu istirahat.
Kelebihan informasi
Dewar berpikir bahwa terlalu banyak informasi bisa jadi merupakan penyebab
masalah memori pada orang-orang pengidap amnesia. "Jika kita mencoba
mengurangi jumlah informasi yang ada, orang-orang dengan amnesia bisa membentuk
memori baru. Ada kapasitas tambahan yang bisa kita telusuri," ucapnya.
"Sungguh mengejutkan dan menggembirakan," ucap Gaskell. "Jika
kita bisa mengerti bagaimana cara terbentuknya, kita bisa membantuk orang-orang
pengidap amnesia."
Dewar berharap untuk menginvestigasi apakah beristirahat beberapa kali bisa
membantu orang-orang dengan amnesia mempelajari informasi baru, seperti cerita
tentang keluarga, atau bagaimana menavigasi rumah baru.
Riset ini sudah terbukti. Seorang istri dari suami pengidap Alzheimer yang mengambil bagian dalam studi mengaku,
ia berhasil menggunakan teknik tersebut untuk mengajari suaminya nama cucu
barunya. (*)
sumber:http://global.liputan6.com/read/2399950/ternyata-melamun-bisa-membuat-memori-lebih-baik?p=1