Kita baru saja dikejutkan oleh berita mengenai belasan
mahasiswa IPB yang terkena hepatitis A. Sebenarnya, apa itu hepatitis dan
mengapa ada sebutan Hepatitis A, Hepatitis B, dan seterusnya?
Menurut WHO, hepatitis adalah kondisi peradangan hati.
Peradangan ini dapat terbatas atau
berkembang menjadi fibrosis (jaringan parut), sirosis atau kanker hati.
Virus adalah penyebab paling umum hepatitis. Tetapi, infeksi hati atau liver
juga dapat dipicu oleh zat beracun
(misalnya alkohol dan obat-obatan tertentu). Penyakit autoimun juga dapat
menyebabkan hepatitis.
Lima jenis virus
Ada lima jenis virus hepatitis, disebut sebagai tipe A, B,
C, D dan E. Kelima jenis virus ini menjadi perhatian, karena beban penyakit dan
kematian yang mereka bawa, serta berpotensi menyebabkan wabah
dan epidemi.
Secara khusus, jenis B dan C
menyebabkan penyakit kronis pada ratusan juta orang dan menjadi penyebab
paling umum sirosis (pengerasan) dan
kanker hati.
Infeksi virus hepatitis dapat terjadi dengan tanpa gejala,
sedikit gejala, atau dengan gejala nyata seperti penyakit kuning (kulit dan mata menjadi
kuning), urin berwarna gelap, kelelahan ekstrim, mual, muntah dan sakit perut,
hilang nafsu makan dan pada hepatitis B kadang disertai sakit di persendian.
- Virus hepatitis A (HAV)
Ada di dalam tinja orang yang terinfeksi dan paling sering
ditularkan melalui konsumsi air atau makanan yang terkontaminasi. Kontak
seksual juga dapat menjadi media penyebar HAV. Dalam banyak kasus ringan,
penderita bisa pulih dan kemudian kebal terhadap HAV.
Namun, infeksi HAV
yang parah daapat mengancam kehidupan. Ada banyak orang di daerah dengan
sanitasi buruk, terinfeksi virus ini. Saat ini, sudah tersedia vaksin yang aman
dan efektif untuk mencegah HAV. Anda
bisa menanyakan kepada dokter atau rumah sakit terdekat untuk mendapatkannya.
- Virus hepatitis B (HBV)
Ditularkan melalui kontak dengan darah yang terinfeksi
melalui transfusi atau produk darah yang
terkena virus, alat medis dan jarum
suntik narkoba dan tato yang terkontaminasi, air mani, serta cairan tubuh
lainnya.
HBV juga dapat ditularkan dari ibu yang terinfeksi kepada
bayinya saat proses persalinan dan dari
anggota keluarga yang terinfeksi ke bayi
atau anak usia dini. Vaksin yang aman dan efektif juga sudah tersedia untuk
mencegah HBV.
- Virus hepatitis C (HCV)
Sedangkan, sebagian besar virus hepatitis C (HCV) ditularkan melalui paparan darah. Hal ini
bisa terjadi melalui transfusi darah dan produk darah yang terkontaminasi, jarum atau suntikan yang terkontaminasi.
Transmisi seksual juga bisa menyebarkan HCV tapi jarang
terjadi. Sayangnya, belum ada vaksin untuk mencegah HCV, pengadaan vaksin masih
dalam tahap penelitian.
- Virus hepatitis D (HDV)
Infeksi virus hepatitis D (HDV) hanya terjadi pada mereka
yang terinfeksi HBV. Infeksi ganda HDV dan HBV dapat mengakibatkan penyakit
yang lebih serius. Tapi, vaksin
hepatitis B juga memberikan perlindungan terhadap HDV.
- Virus hepatitis E (HEV)
Virus hepatitis E (HEV) sebagian besar ditularkan melalui
konsumsi air atau makanan yang terkontaminasi. HEV merupakan penyebab umum dari
wabah hepatitis di negara-negara berkembang.
Vaksin yang aman dan efektif untuk mencegah infeksi HEV
telah dikembangkan, tetapi tidak banyak tersedia.
Dapatkah hepatitis diobati?
Jika Anda menderita hepatitis A, dokter akan memeriksa lebih
dulu seberapa baiknya liver Anda bisa bekerja. Jika infeksinya ringan dan
kekebalan tubuh Anda prima, liver akan membaik, biasanya dalam waktu dua bulan.
Jika sudah parah, belum ada obat untuk menyembuhkannya, demikian yang dilansir
dari situs kesehatan WebMD.
Untuk hepatitis B, kondisi infeksi ringan dapat membaik
dengan sendirinya berkat sistem imunitas tubuh. Pengobatan antivirus dapat
digunakan untuk membantu penyembuhan, namun hanya diberikan pada infeksi yang
sudah parah.
Meski sudah diobati, virus tetap ada di dalam tubuh hanya
saja tidak aktif. Virus ini bisa aktif lagi jika sistem imun Anda rendah atau
pada kasus khusus tertentu seperti penggunaan obat jenis imuno supresif, lansia
atau pengidap HIV.
Beberapa obat yang mungkin akan disarankan oleh dokter untuk
terapi jangka panjang hepatitis B:
Adefovir (Hepsera)
Entecavir (Baraclude)
Interferon
Lamivudine (Epivir)
Untuk hepatitis C dapat disembuhkan dengan pengobatan
anti-viral dengan tingkat kesembuhan antara 75-100 persen. Beberapa pasien
mengalami kemajuan yang berarti dengan duet obat peginterferon alpha dan
ribavirin. Tapi, duo ini bisa menimbulkan efek samping di antaranya adalah
anemia ringan dan bayi cacat lahir.
Dokter Anda mungkin juga akan menyarankan jenis obat lain
seperti:
Boceprevir (Victrelis)
Ombitasvir-paritaprevir-dasabuvir-ritonavir (Viekira Pak)
Ledipasvir-sofosbuvir (Harvoni)
Simeprevir (Olysio)
Sofosbuvir (Sovaldi)
Telaprevir (Incivek)
sumber:http://health.kompas.com/read/2015/12/13/192100623/Kenali.5.Jenis.Penyakit.Hepatitis?utm_source=RD&utm_medium=box&utm_campaign=kpoprd